Krisis pangan diperkirakan akan terjadi di Afghanistan September ini. Krisis tersebut terjadi karena pasokan pangan yang disuplai oleh PBB semakin menipis. Hal ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi Taliban sebagai penguasa baru di Afghanistan usai peperangan 20 tahun lamanya.
Mengupas Krisis Pangan di Afghanistan
Kepala Badan Kemanusiaan PBB di Afghanistan, Ramzi Alakbarov telah mewanti-wanti bahwa krisis pangan bisa saja terjadi di Afghanistan. Stok pangan yang dimiliki oleh Afghanistan di bawah Program Pangan Dunia akan segera habis. Alakbarov juga menyampaikan kekhawatirannya akan nasib sepertiga dari 38 juta penduduk Afghanistan yang belum diketahui apakah bisa mendapatkan makan di hari-hari berikutnya.
Tidak hanya krisis pangan, Afghanistan juga tengah dilanda kekeringan dan ancaman musim dingin. Setidaknya dibutuhkan US$200 untuk menjaga suplai makanan selama krisis yang terjadi. Para pejabat PBB di Afghanistan pun turut bersuara jika sebelumnya dana bantuan untuk Afghanistan hanya turun sekitar 39 persen dari US$1,3 miliar.
Faktor lain yang menyebabkan krisis pangan di Afghanistan adalah lonjakan harga pangan yang tidak terkontrol. Pemerintah tidak melakukan pengaturan harga pangan sehinga kekhawatiran lain muncul di tengah-tengah masyarakat. Lebih buruknya, hal ini bisa menjalar ke arah krisis ekonomi. Mantan Menteri Keuangan Afghanistan, Khalid Payenda juga mengatakan bahwa mata uang di negara tersebut sangat rapuh. Bahkan dapat turun hingga 100 persen.
Pakistan Tanggapi Krisis di Afghanistan
Pakistan sebagai salah satu negara yang berdampingan dengan Afghanistan ikut menanggapi krisis yang terjadi di negara tetangganya teresebut. Negara dengan julukan seribu cahaya tersebut mengajukan desakan kepada masyarakat internasional pasca pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
Ada tiga pendekatan yang diadopsi oleh Pakistan dalam desakannya. Pertama, memberikan bantuan untuk 14 juta warga Afghanistan yang sedang menghadapi krisis kelaparan. Kedua, mempromosikan pemerintahan yang inklusif. Dan yang ketiga, bekerjasama dengan Taliban untuk menumpas seluruh kelompok teroris di Afghanistan.
Seperti yang telah beredar di berbagai media bahwa Pakistan termasuk ke dalam kategori negara yang santai terhadap pengungsi yang datang ke negaranya. Selama peperangan terjadi, terdapat sekitar tiga juta warga Afghanistan yang mengungsi di Pakistan. Selain itu, Pakistan juga turut mengingatkan Taliban agar memastikan kelompok etnis dan minoritas terwakili suaranya.
Mengatasi situasi saat ini, cara terbaik untuk keluar dari krisis adalah dengan melakukan kerjasama dengan negara-negara lain dalam bidang ekonomi. Selain itu, untuk meminimalisir ketegangan yang tersisa, pemerintah dapat melakukan pendekatan persuasi kepada masyarakat.
Kontributor SC Indonesian News : Alifaturasikah
Sumber : cnnindonesia.com dan www.kompas.tv