Penulis : Indah Morgan
London, Minggu 28 Agustus 2022 para wanita berkumpul di area Buckingham Palace Victoria Fountain, Inggris. Mereka mengenakan busana kebaya dengan warna warni cerah dan indah. Sebagaimana kita ketahui kebaya merupakan pakaian yang menjadi budaya para wanita Indonesia sejak dahulu kala.
Adapun tujuan para wanita tersebut adalah untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat Inggris khususnya dan dunia umumnya sekaligus dukungan dengan tajuk “Kebaya Goes To UNESCO “, agar pemerintah Indonesia segera mendaftarkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ( WTB ) di UNESCO ( The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization ).
UNESCO itu sendiri merupakan salah satu orgaisasi dunia dibawah naungan PBB ( United Nation ) dimana Indonesia merupakan anggota sejak 27 Mei 1950. Sedangkan dasar berdirinya UNESCO adalah General Conference tahun 1948, yang bersidang di Beirut dari 17 November hingga 11 Desember, membahas dan menetapkan aktivitas utama UNESCO dalam bidang rekonstruksi, pendidikan, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, filsafat dan ilmu budaya, serta kebudayaan.
” Kami melakukan ini karena kami ingin agar dunia perlu tahu dan mengakui bahwa kebaya adalah warisan budaya Indonesia, itu adalah bentuk pakaian yang telah diturunkan kepada kami dari nenek moyang kami diseluruh nusantara selama ratusan tahun yang lampau. Berkebaya telah dilakukan para wanita Indonesia sejak abad ke 19 baik di Jawa maupun wilayah Indonesia lainnya. Kami ingin memperkuat kesan feminitas wanita Indonesia tercermin dari busana kebaya ini. Kebaya juga bukan busana yang rumit, tetapi mudah dan dapat dipadu padankan dengan sarung, rok modern bahkan celana jeans sekalipun” Indah Morgan pemrakarsa acara sekaligus Managing Director Indah Cosultancy Limited dengan lugas memaparkan tujuan acara tersebut.
Adapun berbagai macam model kebaya merupakan cermin kearifan lokal dan budaya di masing-masing daerah. Kebaya bukan hanya sekedar pakaian, tetapi merupakan perwujudan filosofi dan identitas wanita Indonesia.
Kebaya memiliki sejarah dan perjalanan yang panjang sebagai aset budaya Nusantara, sehingga penggunaannya terus berlanjut hingga saat ini dan telah menjadi bagian dari banyak tradisi masyarakat Indonesia. Itu sebabnya permohonan pengakuan oleh UNESCO perlu didukung oleh berbagai pihak, termasuk Indonesia Diaspora. ” Ini adalah bagian dari identitas banyak perempuan kelahiran Indonesia yang tinggal di luar negeri dan merupakan bagian dari Diaspora Indonesia ” jelas Indah yang sudah puluhan tahun menetap di mancanegara termasuk Inggris.
Sebagai penguat data, perjanjian mengenai kesepakatan para negara dalam WTB diatur dalam Intangible Culture 2003 (UNESCO Convention 2003), yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia menjadi peraturan perundang-undangan dalam bentuk Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2007 tentang Pengesahan Convention For The Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage ( Konvensi Untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda )
Catatan hingga saat ini, Warisan Budaya Tak Benda asal Indonesia yang diakui UNESCO adalah :
1. Seni Wayang (2008)
2. Keris (2008)
3. Batik (2009)
4. Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009)
5. Angklung (2010)
6. Tari Saman (2011)
7. Noken (2012)
8. Tiga Genre Tari Tradisional Bali (2015)
9.Kapal Pinisi (2017)
9. Pencak Silat (2019)
10. Pantun (2020)
11. Gamelan (2021)London 28 Agustus 2022
Sumber : Indah Morgan.
Editor : Ayi Honaker