Serbuan TKA Cina, kebutuhan atau kebijakan ?

0
708

Masih jelas dalam ingatan kita di saat menjelang hari raya tiba, Indonesia di gegerkan dengan masuknya ratusan TKA China. Kedatangan ratusan TKA Cina tentu menuai polemik dikalangan masyarakat tanpa terkecuali. Pasalnya di waktu bersamaan pemerintah juga mengeluarkan larangan mudik bagi masyarakat guna menekan angka penyebaran virus corona.

Kedatangan ratusan TKA China ke Indonesia, menuai pertanyaan di kalangan masyarakat, ‘bagaimana sikap pemerintah terkait hal ini? dan bagaimana nasib kami (para pekerja lokal)?’ Hal ini wajar karena para pekerja lokal merasa posisinya terancam  terkait lapangan pekerjaan.

Kehebohan ratusan TKA China masuk ke Indonesia memang menyedot perhatian banyak publik. Pro dan kontra mengenai hal ini pun menjadi perbincangan hangat. Apa sebenarnya yang menyebabkan  ratusan TKA China bebas masuk ke Indonesia? dikatakan demikian lantaran  bulan Mei lalu melalui pesawat carter dengan nomor penerbangan MF855 dari Fuzhou China yang mengangkut TKA China mendarat di Indonesia dengan mulusnya.

Kedatangan TKA China ke Indonesia tujuannya memang bukan untuk berwisata melainkan diperuntukan untuk melaksanakan proyek strategis nasional yang sudah diputuskan oleh pemerintah. Selain itu skill dari para TKA China memang dibutuhkan untuk mempercepat proyek strategis nasional agar cepat selesai dan tidak terjadi kemangkrakan.  TKA China juga digunakan untuk transfer of knowledge terhadap pekerja kita. Tak hanya itu, TKA China juga telah melalui prosedur yang cukup ketat dan sudah memenuhi aturan standar imigrasi serta juga sudah sesuai dengan protokol kesehatan yakni melakukan isolasi terlebih dahulu setelah tiba di Indonesia.  Pemerintah pun tetap melarang bagi warga negara asing yang datang ke Indonesia jika tujuannya untuk berwisata.

Akan tetapi langkah kebijakan yang diambil pemerintah tersebut  tetap menimbulkan tanda tanya serta  kecemburuan sosial di masyarakat. Kenapa bukan tenaga lokal yang diprioritaskan terlebih dahulu?

Memang tidak mudah mengikuti paradigma berpikir pemerintah. Masyarakat boleh saja memprotes hal tersebut. Tapi kita juga harus menerima alasan yang dipaparkan pemerintah terkait hal tersebut (DL)

Kontributor SCI Media : Dwi Lucy

Foto : Newfirst.lk

SHARE
Previous articleThe Power of HALLYU di kalangan anak zaman ‘now’
Next articleWaspadai keputusan-keputusan di masa pandemi Covid-19
I am the owner and founder of SCI MEDIA www.sayacintaindonesia.com. With a strong background as a media writer since 1994 from various magazines and newspapers and an independent writer for non-fiction books I have launched built me to have excellent skill in communication with people. I also have the skill to build corporation and personal images such as being coach for beauty contest and working as Artist Manager. I have experience gathering information to write personal biography books along with speaking at seminars and mentoring young women. I was affiliated with more than 50 organizations mostly about women empowerment I was a leader for some projects in Indonesia Ministries. I handled the PR of my party in the presidential election. I have worked with seminars, workshops, talk shows from various topics such as healthy lifestyle, how to become good writer, and others.