Sejak awal, banyak yang mengabaikan informasi tentang pandemic covid -19.
Banyak tindakan agresif dan memperburuk situasi.
Pengambilan keputusan yang buruk seperti itu berasal dari penilaian saraf kognitif yang disebut bias kognitif. Titik buta mental ini mempengaruhi beragam sektor kehidupan.
Penelitian terbaru telah menunjukkan strategi yang efektif dan pragmatis untuk mengalahkan kesalahan penilaian yang berbahaya ini.
Perlunya waspada dalam menyikapi hal diatas terbagi dalam tiga bias kognitif yaitu :
1. Bias Normal
Bias normal mengacu pada fakta bahwa intuisi dimana akan terjadi di masa depan yang sama dengan masa sebelumnya atau stagnasi masa.
Bias seperti ini membuat kita hidup tanpa persiapan sehingga tidak berbuat apa-apa mempersiapkan segala kemungkinan.
Kecenderungan meremehkan keadaan. Kondisi ini membuat orang bereaksi jauh lebih lambat dari yang semestinya.
Bias ini menempatkan manusia dalam terpuruk lebih buruk dalam situasi pandemi akibat tidak siap mengantisipasi keadaan.
2. Bias Perhatian
Bias perhatian mengacu pada kecenderungan kita hanya memilih informasi yang paling menarik secara emosional dan mengabaikan informasi yang lebih utama atau lebih penting.
Sebagai contoh ada beragam pilihan untuk berinvestasi kita. Namun, naluri kita selalu mendorong kita untuk berorientasipada imbalan jangka pendek dan mengorbankan masa Depan yang lebih valuable. Kondisi titik buta mental ini disebut diskonhiperbolik.
Bila disamakan dalam situasi pandemi yang menjelaskan mengapa begitu banyak orang tidak cukup fokus pada dampak jangka panjang dari pandemi. Banyak yang terburu-buru untuk “kembali normal,” dan gagalmenyadari bahwa hal itu akan membuat mereka rentan terkena Covid-19 maupun gangguan lain yang menyertai dampak pandemi.
3. Kekeliruan Perencanaan
Kita cenderung merasa optimis dengan rencana kita.
Secara intuitif kita merasa bahwa rencana kita akan sesuai yang direncanakan. Namun, ternyata kita lalai mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman dan risiko.
Kegagalan tujuan kita karena adanya kebutuhan waktu, uang, dan number daya lain untuk tujuan yang tidak kita kalkulasikan. Bias kognitif ini dikenal sebagaikekeliruan perencanaan. Selain itu, kita tidak cepat mengantisipasi situasi yang tidak menguntungkan tersebut.
Dengan demikian, sebagian besar dari kita tidak siap “berperang” dengan gangguan besar seperti Covid-19.
Contoh nyata dapat dilihat banyak orang yang mencoba melanjutkan rencana yang seharusnya sudah mereka rencanakan. Menggelar pernikahan, pergi berlibur, dan lain-lain.
Ray Dalio, yang memimpin Bridgewater Associates dan mengelola lebih dari $150 miliar aset investor, mengatakan di awal pandemi: “Seperti halnya berinvestasi, saya harap kamu akan membayangkan skenario terburuk dan melindungi diri darinya.”
Dalam jangka panjang kamu perlu merevisi rencana yang memperhitungkan bias kognitif yang terkait Covid-19.
Lindungilah diri kita dan orang-orang terdekat terhadap reaksi buruk dalam menyikapi pandemi yang memakan waktu panjang.
Kontributor SCI MediaLutfia Dwi Kurniasih