SAYACINTAINDONESIA — Ajaib Indonesia, platform online untuk perdagangan saham, menjadi unicorn hanya dua setengah tahun setelah diluncurkan. Perusahaan ini dikatakan telah mencapai tonggak lebih cepat daripada startup lain dari nusantara.

Ajaib mengumpulkan US$153 juta dalam putaran pendanaan Seri B yang dipimpin oleh DST Global. Investor lama yang juga bergabung dalam putaran pendanaan termasuk Ribbit Capital, Horizons Ventures Li Ka-shing, Iconiq Capital, IVP, Insignia Ventures, Alpha JWC dan SoftBank Ventures Asia. Dengan valuasi US$1 miliar, Ajaib menjadi unicorn ketujuh yang muncul dari Indonesia.

Salah satu pendiri dan CEO Ajaib Anderson Sumarli mengatakan perusahaan berencana menggunakan dana tersebut untuk merekrut bakat produk dan teknik serta meluncurkan produk baru untuk menarik lebih banyak investor pemula.

“Misi kami adalah untuk menyambut generasi baru investor ke layanan keuangan modern,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Indonesia masih memiliki penetrasi investor saham sebesar 1%. Kami baru saja mulai mewujudkan misi kami.” (Dikutip dari Forbes).

Sumarli bekerja sama dengan Yada Piyajomkwan, teman sekelas MBA di Stanford, ketika mereka mendirikan Ajaib pada 2018. Lulusan Y Combinator, mayoritas penggunanya adalah Milenial dan dari Generasi-Z yang belajar tentang investasi dan manajemen kekayaan untuk pertama kalinya . Ajaib sering dibandingkan dengan pialang online Robinhood Markets yang berbasis di AS, yang memiliki beberapa pendukung yang sama.

Ajaib mengatakan bahwa ia memiliki 1 juta akun tersebut di platformnya. Perusahaan juga melaporkan lebih dari 32 juta transaksi sejauh ini pada tahun 2021, melonjak sepuluh kali lipat dari tahun sebelumnya, menjadikannya pialang terbesar ketiga di Indonesia.

Sejauh ini, Ajaib telah berpartisipasi dalam lebih dari selusin IPO, termasuk listing terbesar di negara itu yang melihat Bukalapak mengumpulkan US$1,5 miliar. Ajaib mengklaim puluhan ribu investor memesan saham Bukalapak di pasar perdana melalui aplikasinya.

Sumber/Gambar: Katadata/iStock