Mendengar kata kanker, serasa kita digiring dalam sebuah teka-teki dimana penyakit ini antara ada dan tiada. Mengapa demikian ? ada sebagian masyarakat yang meyakini bahwa setiap manusia memiliki sel kanker dan ada yang menganggap tidak demikian. Yang meyakini bahwa setiap orang memiliki sel kanker mengatakan bahwa bila sel kanker berkembang diluar kendali oleh karena berbagai faktor, menjadi penyakit kanker. Betulkah ?
Mitos bahwa semua orang punya kanker karena pemahaman bahwa sel-sel dalam tubuh manusia berpotensi untuk menjadi sel kanker. Hal ini dalam dunia medis bisa dibenarkan. Namun bukan berarti setiap orang sudah menyimpan sel kanker yang kapan saja bisa menjadi penyakit kanker.
Jika dihitung, tubuh kita terdiri dari triliunan sel. Sel-sel ini memiliki tugas masing-masing. Sebagaimana diketahui tiap sel selalu membelah diri. Bila ada sel yang mati, maka otomatis tubuh akan memproduksi sel baru. Musnahnya sel dan digantikan oleh sel yang baru ini merupakan siklus. Tubuh kita luar biasa bekerja sehingga bila ada sel yang rusak dan mati, maka tubuh akan membersihkannya supaya tidak mengganggu sel lainnya yang masih baik. Inilah yang disebut sistem imun khusus.
Sel yang tidak terdeteksi oleh imun tubuh sehingga tetap berada dalam tubuh walaupun rusak akibat membelah tidak sempurna. Akibatnya sel yang kelainan ini tetap berkembang di dalam tubuh. Pada akhirnya sel yang mengalami kelainan tersebut merusak sel-sel lainnya serta organ tubuh tempat sel kelaianan tersebut berada. Inilah yang disebut penyakit kanker.
Pengobatan
Hingga kini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan kanker secara tuntas. Sejauh ini, perawatan untuk penyakit kanker adalah operasi, kemoterapi dan radiasi. Namun, sebenarnya langkah penting dalam pengobatan kanker adalah deteksi dini. Karena, semakin cepat kanker terdeteksi, maka peluang untuk sembuh menjadi lebih besar.
Operasi kanker dianggap paling efektif untuk menghilangkan berbagai jenis kanker sebelum menyebar ke kelenjar getah bening atau tempat jauh lainnya (metastasized). Operasi masih diperbolehkan dengan pengobatan lainnya, kemoterapi dan radiasi . Jika kanker tidak menyebar, operasi bisa menyembuhkan penderita.
Kemoterapi pada pasien kanker merupakan metode pengobatan menggunakan obat-obatan. Namun, kebanyakan orang mendefinisikan kemoterapi (sering disingkat sebagai kemo) sebagai metode pengobatan kanker menggunakan obat-obatan yang diracik khusus untuk membunuh sel kanker. Kemo dilakukan di rumah sakit atau di pusat perawatan paliatif (perawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan cara pendekatan sisi psikologis, psikososial, mental serta spiritual pasien, sehingga membuat pasien lebih tenang, bahagia, serta nyaman ketika menjalani pengobatan ).Saat menjalani kemo, pasien akan mendapat suntikan obat kemoterapi melalui infus. Akan tetapi, para ahli masih terus mengembangkan obat-obatan kemoterapi sehingga tidak perlu disuntikkan lagi / infus.
Yang terakhir adalah metode pengobatan Radiasi atau disebut Radioterapi. Radioterapi adalah cara pengobatan yang mengandalkan radiasi dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker. Walaupun radioterapi paling sering digunakan untuk mengobati pasien kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien non-kanker, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid. Diatas telah dijelaskan bahwa sel yang abnormal/kelainan namun tidak dikeluarkan oleh imun tubuh khusus karena tidak terdeteksi sehingga akan merusak sel-sel yang baik. Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA (DeoxyriboNucleic Acid atau Asam deoksiribonukleat). DNA merupakan materi yang membentuk kromosom-kromosom dan juga merupakan informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup. Informasi genetik ini pada dasarnya merupakan kumpulan instruksi/perintah yang mengatur sel untuk bisa melakukan hal-hal tertentu. Agar sel-sel yang kelainan tersebut tidak bisa berkembang lagi. Tidak seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh bagian tubuh karena menggunakan aliran darah sebagai perantaranya, radioterapi adalah pengobatan lokal yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker tanpa harus merusak sel-sel serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker (Referensi: Ebook CK-12 Life Science Honors For Middle School oleh Jean Brainard, Mark Davis, Corliss Karasov, Doris Kraus, Michelle Rogers-Estable, dan Jane Willan).
Peran inovasi teknologi
Pelacakan melalui metode 3D
Langkah terbaik untuk menangani kanker adalah dengan deteksi dini. Dengan melakukan deteksi dini maka sudah pasti pasien tidak memerlukan pengobatan diatas ( operasi, kemoterapi dan radiasi/radioterapi).
Sejumlah ilmuwan baru – baru ini menemukan cara untuk mendeteksi kanker melalui pelacakan 3D, di mana ini dapat membuka jalan bagi perawatan pasien yang lebih baik. Diberitakan Dailymail, Jumat (23/2/2018), pemindaian ultrasound memberikan tampilan seperti Google Earth. Hal ini membuat dokter mungkin dapat melacak respons kanker serta mengetahui apakah kanker telah menyebar. Dengan teknik 3D maka menggantikan teknik 2D sebelumnya yang tidak secara akurat menunjukkan seberapa besar perkembangan kanker. Ibaratnya, dengan teknologi 3 D peta yang tergambar lebih beresolusi tinggi ( atau disebut gambar fotoakustik ) sehingga tidak memerlukan kompleksitas program komputer. Menurut Dr Jan Laufer dari The Martin Luther University of Halle-Wittenberg di Jerman yang menulis studi khusus metode 3 D ini, penerapan untuk mengetahui deteksi kanker sejak dini sangat mudah dengan menggunakan berbagai macam sistem eskperimental dan komersial yang ada. “Metode ini merupakan pendekatan baru yang kuat untuk mempelajari proses seluler dan genetika, karena kesederhanaan eksperimentalnya, dapat diimplementasikan dalam berbagai platform yang ada.”kata Dr Laufer.
Masspec Pen
Ini merupakan sebuah metode baru yang ditemukan awal tahun 2018 dalam sebuah penelitian di University of Texas, USA yang digawangi oleh Livia Schiavinato Everlin yang selaku ketua tim peneliti. Sebuah metode yang bisa mendeteksi kanker dengan sebutan Frozen Section Analysis selama 30 menit atau lebih menuju proses pengambilan sampel. Akurasinya mencapai 10-20 % kasus kanker dapat terdeteksi walau kondisi sel kanker ini membeku.
Bagaimana MassPec Pen digunakan ? Yaitu dengan cara membandingkan beberapa molekul yang disebut dengan metabolites. Metabolites ini diproduksi sel kanker yang kelainan/abnormal yang terpisah dari sel kanker yang normal. Hanya dalam hitungan detik, hasilnya akan muncul melalui Masspec Pen yang bentuknya mirip sebuah pena/pulpen. Alat menyerupai pena ini meneteskan air yang menyerap informasi pada jaringan. Setelah itu air dialirkan ke spectrometer massa ( sejenis alat yang digunakan untuk menentukan masa atom atau molekul yang ditemukan Francis William Aston pada tahun 1919 ) lalu voila ! akan memberikan hasil apakah sel / jaringan itu normal atau ditemukan kanker. Menurut claimed para peneliti tersebut, diuji cobakan pada 253 pasien kanker dan tingkat akurasinya adalah 96 persen !
Misteri Kanker
Kanker memang masih menjadi misteri. Asal muasalnyapun masih diperdebatkan apakah faktor genetik ( keturunan ) atau bukan walau banyak kasus dikarenakan keturunan. Ingat kasus mengapa artis Hollywood Angelina Jolie yang memutuskan mengangkat payudaranya di bulan Mei 2013 ? Alasan kuatnya karena ia telah memeriksakan secara dini dan ditemukan berpotensi kanker payudara 87 % dan kanker rahim 50 %. Ibu dan bibinya meninggal karena penyakit kanker.
Apakah merokok pemicu kanker ? apakah banyak memakan daging merah mengakibatkan resiko kanker ? apakah sering memakan makanan fast food membahayakan sehingga terpapar kanker ? Sejuta pertanyaan, namun kini jawaban bisa ditemukan dalam hitungan detik. Dimana sebelumnya memakan waktu berjam-jam atau berhari-hari.
Teknologi…apa sih yang tidak bisa dipermudah dengan mengandalkan teknologi yang terus berkembang ? Teknologi bisa jadi menjawab. Namun akan muncul pertanyaan baru sejalan dengan penemuan baru. Itulah teknologi…never ending.
Foto koleksi pribadi : Ayi Putri Tjakrawedana
Moderator dan penyelenggara acara kesehatan