SAYACINTAINDONESIA – Isu pekerja migran Indonesia bukanlah isu baru dan terus dibahas hingga sekarang. Banyak permasalahan di dunia pekerja migran Indonesia membuat sutradara Ismail Fauzi Lubis merilis film dokumenter animasi yang berjudul “Homebound”. Lewat film Homebound, kita akan menelisik pekerja migran Indonesia di Taiwan.
Film ini diproduksi oleh Two Islands Indonesia dan didukung penuh oleh Kurawal Foundation. Film ini menceritakan kisah lika-liku pekerja migran Indonesia yang bekerja di Taiwan sudah 10 tahun. Kisahnya bermulai dari berangkat ke Taiwan, jebakan-jebakan yang diterima, hingga hubungan dia dengan keluarganya terutama dengan anaknya.
Awalnya Ismail Fauzi Lubis ingin mengangkat kisah Tari menjadi film realis, karena kondisi covid dan situasi pada saat itu di Taiwan lockdown membuat aktivitas dan ruang untuk produksi terbatas dan akhirnya memutuskan untuk produksi dalam bentuk animasi.
Ismail Fauzi Lubis, selaku Sutrada mengatakan, walaupun animasi, informasi, pesan, dan ceritanya tetap utuh dan sama.
Di kesempatan yang sama, Ismail juga menambahkan “Fokus kita membuat film ini bukan uang, uang ya tetap uang, tapi apa jadinya kalau uang dapat tapi anak, ibu di keluarga itu berantakan juga.”
“Film ini memotret cukup komprehensif fenomena feminisasi migrasi. Bagaimana kemiskinan perempuan kemudian latarbelakang perempuan nikah usia dini itu menjadi latarbelakang di kalangan pekerja migran perempuan, sehingga migrasi itu kemudian juga memunculkan sosial close yang luar biasa masalah keluarga, anak-anak yang ditinggal itu cukup tergambar dengan sangat jelas film ini termasuk tantangan bagaimana pekerja migran bersama-sama keluarga mengelola pola asuh anak kemudian remintasi, bagaimana migrasi ini dipastikan bermanfaat secara ekonomi, sosial. Tidak hanya oleh keluarga tetapi oleh pekerja migran sendiri.” Ucap Anis Hidayah, selaku ketua pusat migrasi migrant care (22/02/2022).
Uniknya, Tari Sasha juga terlibat dalam proses penulisan film ini, sehingga membawa cerita di film ini akan lebih hidup.
Tari juga berpesan kepada para pekerja migran agar dapat mengambil pelajaran dari film ini. “Semoga teman-teman yang masih dalam proses di Indonesia ataupun sudah berada di negara penempatan baik di negara Taiwan maupun negara lainnya, bisa belajar dari pengalaman Tari bahwa ketika kita akan melakukan pekerjaan di luar negeri, kita harus pintar kita harus benar-benar menjadi calon tenaga yang pintar,” Ucap Tari.