Terdampar dan Sukses Bertahan di Amerika Berkat Kekuatan Tangan Tuhan
Wanita yang suka traveling ini awalnya tidak sengaja bepergian ke negara Uncle Sam. Hesty yang ayahnya adalah seorang pedagang, saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar, ibunya terkena stroke sehingga sang ayah habis-habisan menjual sebagian besar harta kepemilikan mereka. “Kita hidup tidak perlu kaya, tapi pendidikan penting.
Demikian prinsip ayah saya.” Maka, ia pun mengikut berbagai kursus dari Bahasa Inggris hingga stenografi. Lulus SMEA lalu ia bekerja menjadi sekretaris.
Hesty lahir di keluarga besar, ayahnya memiliki kakak 1 dan adik 8 serta beragama Budha. Namun, ayahnya memutuskan untuk pindah agama menjadi Kristen seperti Ibu Hesty. Hesty sendiri adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Di tahun 2005, Hesty yang memiliki Tante memintanya untuk ditemani liburan ke Amerika.
“Maka saya pun mengajukan cuti dari kantor dan membuat visa. Saat itu, visa saya langsung diterima, maka saya pun pergi ke California dengan bekal cuti 2 minggu dari kantor,” ucap Hesty memulai kisah petualangannya. Di tengah masa vacation, Hesty yang memiliki kakak angkat di Oklahoma tiba- tiba ia ingin berkunjung kesana. “Oklahoma itu kota sangat kecil seperti Bogor, saya suka sekali disitu.” Maka, tanpa terasa, Hesty melebihi jatah cuti dan memutuskan untuk tidak
pulang kembali ke Indonesia. “Saya kerja serabutan, bantu- bantu kerja dan mendapat penghasilan $1,500. Setelah menerima uang tersebut, saya memutuskan pulang ke Indonesia dan membuka salon di Bogor bersama adik dan teman-teman saya.
Namun, 1 tahun kemudian salon tutup karena kacau balau management nya. Saya ingin kembali ke Amerika, tapi saya mau legal di Amerika.”
Suatu ketika Hesty memiliki teman yang akan melahirkan di Amerika dan orangtua nya ingin mengunjungi anaknya tersebut. Maka dia pun diminta menemani ke Amerika. Kunjungan Hesty yang kedua ke Amerika ini lebih banyak jalan-jalan, tidak bekerja dan berkenalan dengan beberapa pria asing. “Saya bertemu dengan 1 pria yang bekerja di Restoran Sushi. Ia memiliki bos yang temannya adalah pria asing. Waktu berlalu hingga akhirnya pria asing itu yang usianya lebih muda dari saya 5 tahun mengajak untuk menikah, sementara izin tinggal saya hampir habis. Maka saya pun ikut ke Florida ke tempat pacar saya itu. Saat itu saya sudah overstay tapi karena ada tujuan menikah, maka saya selamat,” Hesty mengenang pria asing yang kemudian mengajaknya tinggal bersama serta membuka bisnis ekspedisi.
“Chad berniat akan menikahi saya setelah kita 3 bulan tinggal bersama, namun di bulan November (sebelum 3 bulan), saat kami merayakan Thanksgiving, saya baru tahu kalau Chad terkena cancer,” kenang Hesty dengan sedih. “Saya terus merawat Chad disaat penyakit cancer nya semakin menjadi. Tentu saja bisnis Chad pun tidak berjalan dengan mulus. Namun bukan berarti saya hanya ingin senangnya saja ketika Chad sedang dalam kondisi baik.” Hesty jugalah yang menuntun dan mengajak Chad untuk rajin ke gereja.
Lalu Hesty berkisah saat Chad training di US Express, sebelum membuka bisnis pribadinya tersebut, Chad memiliki kawan bernama Chris. Chad sering berkomunikasi via telepon bersama Chris lantaran mereka memiliki bidang pekerjaan yang sama. Demikian juga Hesty, ia pun dikenalkan pada Chris
oleh Chad. Saat itu, Hesty ingin menjodohkan Chris dengan adik perempuannya. 2 bulan setelah Thanksgiving, Chad harus dibawa ke emergency di Florida karena dokter memvonisnya cancer stadium 4.
“Chad terkena cancer liver ( hati ) dan lung ( paru-paru ). Keluarga Chad memang hampir semuanya memiliki riwayat penyakit cancer dari neneknya hingga adik dan sepupunya.
Namun takdir berakata lain, lantaran kondisi kritis tersebut akhirnya Chad meninggal. Saya bingung, sebab posisi saya ditinggal Chad dan tidak memiliki pekerjaan. Apalagi saat itu status saya belum menikah dengan Chad. Di saat itu pula saya mendapat kabar bahwa sepupu saya serta mantan bos saya juga meninggal. Dalam kondisi galau tersebut, untunglah saya memiliki teman-teman yang baik dan banyak menolong saya. Teman-teman membelikan saya tiket untuk meninggalkan Florida dan kembali ke Oklahoma,” ucap Hesty tak habisnya bersyukur bahwa banyak pihak yang menolongnya walaupun ia sama sekali tidak diperkenankan mengetahui dimana Chad dimakamkan oleh keluarga Chad. “Keluarga Chad tidak mendukung hubungan saya dengan Chad, padahal sebelum meninggal, Chad sempat mengatakan bahwa semua harta miliknya akan menjadi milik saya.” Chad meninggal di Miami City Blessing dan kemudian dibawa ke Chicago untuk disemayamkan.
Di Oklahoma, Hesty yang setiap hari dirundung duka atas kepergian Chad serta tidak diakui oleh keluarga Chad semakin sedih karena ia pun sudah overstay. “Karena saya sudah overstay, mending saya bekerja dan menabung lalu berdoa terserah Tuhan kalau memang saya harus tinggal di Amerika, pasti saya akan menjadi warga negara legal. Saya pun mengontak semua orang-orang yang pernah naksir saya.”
Tiba-tiba saat membuka e-mail, Hesty melihat ia mendapat pesan dari Chris yang sudah cukup lama. Lalu Hesty membalas e-mail Chris dan mengatakan bahwa Chad sudah meninggal. Hesty masih menganggap bahwa Chris suatu saat akan menjalin hubungan dengan adiknya, namun tekdir berkata lain. Rupanya Chris menaruh hati pada Hesty ketimbang pada adiknya.
“Chris sebenarnya sejak awal memang menyukai saya, bahkan ketika Chris menelepon Chad untuk ngobrol, selalu mengirim salam untuk saya. Kadang Chris menelepon Chad tapi untuk bicara dengan saya. Hingga saya pun teringat pernah suatu hari, Chad berkata, mungkin sebaiknya saya dengan Chris saja. Setelah mengetahui hal tersebut saya baru sadar kalau Chad memang sudah memiliki firasat bahwa dirinya akan meninggal.” Tak lama kemudian, Hesty dan Chris menikah pada Maret 2012. Chris adalah duda yang memiliki seorang anak, saat ini bekerja sebagai truck driver. Sementara, Hesty saat ini bekerja sebagai assistant living.
Hesty memang wanita yang memiliki tekad kuat dan memiliki daya juang tinggi. Ketika saya tanya, apa prinsip hidupnya, maka ia menjawab dengan yakin “Kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak. Hidup di dunia ini penghakiman hanya milik Tuhan, bukan manusia,” ucap Hesty wanita ramah dan keibuan ini menutup perbincangan.