Berbincang dengan Fifi Martiana Dewi, pengusaha etnik di Italy

0
1344

Sudah pernahkah Anda berkunjung ke Italy? Apabila Anda memiliki rencana untuk berkunjung di negara Eropa bagian Selatan ini, Anda wajib mampir ke sebuah toko bernama Balinesia Firenze yang menjual souvenir khas Indonesia.


Toko yang menjual barang etnik Indonesia ini dimiliki oleh seorang wanita berdarah Indonesia, Fifi Martiana Dewi, 53 tahun yang berada di Via Borgo la Croce 59/A, Florence, Italy.

Pada tahun 1993, beliau memutuskan menetap di Italy setelah menikah dengan suaminya yang merupakan orang asli Florence saat dikenalnya di Inggris.
Setelah menikah beliau diminta untuk membantu buying office orang tua dari suaminya. Hingga akhirnya memutuskan untuk merintis bisnisnya sendiri yaitu Balinesia Firenze.


“Setelah menikah saya diminta mertua untuk membantu di buying office mereka, yang banyak berhubungan dengan client internasional. Suami saya juga sudah kerja di perusahaan ini. Setelah 10 tahun bekerja, saya pikir kalau kita suami-istri bekerja di satu tempat pekerjaan, pekerjaan kita memburuk dan akan berbahaya. Maka saya putuskan untuk buka Balinesia Firenze,” ungkap Fifi saat meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang jarakjauh Indonesia – Italy.


Balinesia Firenze sendiri memiliki arti yaitu Balinesia yang artinya Bali Indonesia dan Firenze yang dalam bahasa internationalnya berarti kota Florence. Kota kecil yang sangat terkenal dengan seninya. 
Namun, sebelum sukses dalam bisnisnya tersebut, beliau sempat merintis bisnis furniture. Awalnya beliau mengimport furniture, lampu-lampu dan home decoration  exclusive dari Bali. Kemudian bisnis furniture tersebut dirasanya kurang tepat mengingat tempat tinggal di Florence pada umumnya kecil yang menjadikan bisnis furniture itu lambat perputarannya. 
“Selain itu, perlu dana yang extra dalam bisnis tersebut karena perlu gudang furniture dan stock. Ongkos sewa di kota Florence juga relatif mahal di bandingkan kota-kota lain di Italy” urai Fifi. Kendala lainnya, Fifi hanya bekerja sendiri dan akan kesulitan apabila harus banyak perbaikan dari bisnis furniture tersebut.


Seiring waktu, barang-barang dari Bali pun menjadi semakin mahal dan container cost pun naik. Saingan dari berbagai negara seperti Cina dan India juga dirasanya sangat berat. Harga mereka sangat kompetitif. Ditambah lagi keadaan ekonomi Italy yang saat itu memburuk.

Oleh karena itu, Fifi mulai berganti haluan dengan berbisnis di bidang accessories dan souvernir khas Bali, Indonesia. Bisnis itu pun dirasanya lebih mudah dengan sentuhan tangan wanita seperti dirinya.

“Maka, pelan-pelan saya ganti haluan sampai sekarang menjual silver jewelleries, accessories, dan clothing. Pokoknya barang yang mudah di handle untuk seorang wanita dan daya jualnya lebih cepat,” ungkapnya.
Tetapi, bisnisnya tidak langsung mulus begitu saja. Ada beberapa toko etnik disana yang sama seperti tokonya, meskipun dengan jenis dibawah kualitas barangnya. Sehingga banyak orang Italy yang berpikir barang-barang dari Indonesia adalah barang-barang murah. Tentunya hal ini menjadi tantangan baginya.


“Banyak orang disini berpikir barang-barang dari Indonesia adalah barang murah. Pada awalnya sulit jual perhiasan perak Indonesia disini, karena harga yang lebih tinggi dari perak India, misalnya,” ungkapnya.
Hingga akhirnya kini bisnisnya bisa bertahan selama 18 tahun. Tidak mudah untuk terus tetap berada dalam kondisi tersebut, terutama membuat orang untuk mengerti bahwa barang etnik miliknya berkualitas.

“Tapi sekarang setelah 18 tahun, orang-orang bisa mengerti kalau mau beli barang etnik yang berkualitas, maka akan datang ke toko saya,” ungkapnya.
Barang yang dijual di toko Ibu Fifi sekarang tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari berbagai negara seperti, Thailand, Turki, India, Poland (Amber Jewelry) dan Italy. 
Toko Balinesia yang mirip seperti museum ini biasanya mengundang turis Amerika untuk berkunjung. Mereka pun berharap ada toko yang sama di tempat mereka. 


Toko miliknya juga pernah dikunjungi oleh Duta Besar Indonesia, Esti Andayani dan Staf Kementerian Luar Negeri, Danang Waskito.
Kini sudah banyak orang yang percaya dengan toko Balinesia seperti untuk kado hadiah yang genuine, tidak pasaran, dan  handmade sehingga no branded items.

Tertarik mengetahui lebih lanjut ? Cek Instagram toko Balinesia Firenze @balinesia_firenze.
Barang yang dijual di toko miliknya dibanderol mulai dari kisaran harga 3€ Euro hingga 500€ Euro atau seharga Rp 50 Ribu hingga Rp 8 Juta.


Jika anda penasaran, silakan meluncur baik melalui dunia maya maupun dunia nyata ! Happy shopping !

SHARE
Previous articleNick Callazzo: business, life balance & passion
Next article8 Ide untuk Menjadi Wisatawan di Kota Sendiri
I am the owner and founder of SCI MEDIA www.sayacintaindonesia.com. With a strong background as a media writer since 1994 from various magazines and newspapers and an independent writer for non-fiction books I have launched built me to have excellent skill in communication with people. I also have the skill to build corporation and personal images such as being coach for beauty contest and working as Artist Manager. I have experience gathering information to write personal biography books along with speaking at seminars and mentoring young women. I was affiliated with more than 50 organizations mostly about women empowerment I was a leader for some projects in Indonesia Ministries. I handled the PR of my party in the presidential election. I have worked with seminars, workshops, talk shows from various topics such as healthy lifestyle, how to become good writer, and others.