SAYACINTAINDONESIA – Tindakan abusive atau kekerasan dalam sebuah hubungan ada dua jenis, yaitu kekerasan fisik (physical abuse) dan kekerasan emosional (emotional abuse). Kedua jenis kekerasan tersebut pada dasarnya sama-sama hal negatif yang perlu dihindari. Namun, kekerasan emosional lebih berbahaya karena menyerang kejiwaan seseorang; dan tidak meninggalkan jejak (bukti) fisik seperti physical abuse.
Seseorang dalam hubungan emotional abuse ini biasanya tidak sadar dirinya sedang berada dilingkaran tersebut. Hal ini karena pelaku biasanya melakukan permainan pikiran (mind-games) yang cerdasnamun toxic terhadap korban.
Berangkat dari masalah tersebut, melansir dari brides.com Dr. John Gottman dari Institut Gottman menjabarkan beberapa tanda seseorang sedang dalam hubungan dengan kekerasan emosional.
1. Membatasi dan Mengendalikan
Pada hal ini, biasanya pasangan anda terlalu banyak ikut andil dalam kehidupan sosial yang anda jalani. Tak dapat dipungkiri juga, Ia cenderung mengawasi setiap rutinitas harian anda tanpa anda inginkan. Anda tidak diberi kebebasan untuk menentukan pilihan anda sendiri (baik secara terang-terangan maupun halus). Pelaku juga menggunakan beberapa komentar sederhana yang merusak kepercayaan diri anda sebagai alat kendali.
2. Meninggikan Suara atau Berteriak
Hal normal bagi sepasang kekasih untuk meninggikan suaranya sesekali. Namun, menjadi tidak sehat jika dilakukan secara terus menerus hingga menyebabkan salah sautnya terintimidasi bahkan ketakutan. Dengan berteriak saat berdebat, tidak memungkinkan sebuah percakapan berlangsung produktif melainkan hanya menciptakan rasa ketidakseimbangan – hanya orang yang paling keras suaranya yang akan terdengar.
3. Menghina
Benton menerangkan bahwa dalam sebuah hubungan yang sehat terdapat sebuah harapan. Yang mana harapan tersebut adalah didengarkan dan dihormati ketika sedang mengutarakan sebuah kebutuhan atau perasaan yang dirasa. Jika pasangan anda merespon perasaan anda dengan sarkasme, arogansi, sikap jijik, atau bahkan apatis maka anda sedang dalam hubungan dengan kekerasan emosional; dan penghalang dari hubungan anda adalah penghinaan tersebut.
4. Mengancam
Pernyataan yang biasanya sering digunakan seseorang untuk mengancam adalah “Jika … maka …” Hal ini dapat mencakup pemerasan, ancaman fisik atau bunuh diri, atau pernyataan yang mengintimidasi lainnya. Pada intinya, pelaku akan melontarkan pernyataan-pernyataan yang bertujuan untuk memojokkan korban.
5. Gaslighting
Gashlighting adalah sebuah bentuk manipulasi psikologis. Yang mana, aktivitas manipulasi ini dapat menyebabkan korban meragukan ingatan, penilaian, dan kewarasan mereka. Jadi, jika anda merasa kekhawatiran anda sering dianggap “salah” “bodoh” atau “gila” kemungkinan anda sedang mengalami gashlighting.
6. Isolasi
Ciri yang satu ini berkaitan dengan seluruh kehidupan anda. Mulai dari teman, relasi, bahkan keluarga. Pelaku biasanya menanamkan keyakinan kepada korban bahwa tidak ada satupun yang peduli padanya. Hanya pelaku yang peduli pada dirinya. Keyakinan tersebut akhirnya dapat menyebabkan korban merasa berada di pulau asing dan terpisah jauh dari orang-orang yang dicintai.
7. Volatilitas
Pasang surut dalam sebuah hubungan adalah hal normal yang terjadi. Tetapi, jika hubungan anda terganggu atau menegang hanya karena perubahan suasana hati (mood swing) secara terus – menerus maka kemungkinan besar anda sedang berada dalam abusive relationship. Pelaku kekerasan emosional ini biasanya selalu menghujani hadiah dan kasih sayang kepada korban setelah meledak.
Hmm.. Serem juga ya ? Jika anda mengalami hal tersebut dalam hubungan, jangan segan – segan untuk menyudahinya ya. Sebelum akhirnya terlanjur masuk ke dalam tahap hubungan yang lebih serius.
Klik di sini untuk artikel informatif lainnya.