SAYACINTAINDONESIA — Saat kita melihat Islam di Korea pasti akan terlintas di pikiran bahwa Islam begitu minoritas di negeri ginseng tersebut. Namun, jika dilihat dari dinamika sejarah Islam di Korea, kontak Islam dengan Korea nyatanya sudah terjalin dalam rentan yang cukup panjang.
Pada abad IX masehi, ada perdagangan antara kerajaan Shilla dengan pedagang Arab dan Persia dimana melalui proses tersebut Islam bisa masuk ke Korea. Tidak hanya itu, bahkan pada masa Dinasti Goryeo ada seorang Muslim keturunan Asia Tengah (Uyghur Turki) dalam jumlah besar yang ada di Korea dan pada tahun 1920-an sekitar 250 Muslim asal Bolshevik, Rusia datang ke Korea dan menetap di sana. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka pindah ke negara lain saat masa perang kemerdekaan Korea.
Berkembangnya Islam di Korea semakin baik saat pasukan perdamaian PBB asal Turki yang datang ke semenanjung Korea. Hubungan baik hingga kini dengan Turki dapat terlihat dari adanya taman besar bernama Ankara Park di daerah Yoido, Seoul.
Menjadi titik penting dalam perkembangan Islam setelah Korea berpisah adalah beridirinya mesjid pusat di Seoul atau Seoul Central Mosque. Mesjid ini dibangun atas sumbangan tanah dari pemerintah Korea dan biaya dari negara-negara Islam, kuhususnya Saudi Arabia. Mesjid Seoul menjadi pusat informasi tentang Islam hingga detik ini.
Islamofobia di Korea Selatan
“Sejarah kontak Korea dengan Islam tidaklah baru, namun Islam masih menjadi hal yang asing di mata masyarakat Korea.”
Mengapa Ada Mispersepsi Tentang Islam?
Islamofobia menyebar di Korea sejak rangkaian peristiwa terorisme yang dibuat oleh IS (Islamic State)
Utamanya setelah peristiwa 11 September 2001 yang meruntuhkan Menara Kembar World Trade Center di New York. Belum lagi, penculikan massal misionaris Korea oleh Taliban pada tahun 2007 yang menewaskan dua warga Korea. Tahun yang sama, serangan bom membuat Sersan Yoon Jang-ho dan seorang tentara Korsel yang ditempatkan di Afghanistan harus gugur.
Akibatnya, masyarakat Korea makin menganggap bahwa Islam adalah teroris. Hal lain yang berkontribusi dalam mendistorsi citra Islam di Korea adalah keterbatasan pemahaman tentang Islam dan Muslim. (Gi Yeon Koo, 2018)
Bincangan Masyarakat Mengenai Islam di Media Korea
Bahasan soal Islamofobia di media Korea memang cukup mudah ditemukan. Beberapa netizen Korea yang menganggap Islam sebagai ancaman merasa takut semua wilayah sekitar mesjid akan menjadi muslim, harga properti menjadi turun, bising, dan tidak aman.
Begitu juga dengan pendapat tentang Islam di media sosial Korea yang memang masih didominasi oleh anggapan Islam adalah teroris. Akan tetapi, tidak semua berpikiran demikian. Ada juga yang merasa bahwa penerimaan Islam sebagai bagian dari Korea perlu dilakukan. Baik sebagai sebuah negara konstitusional, maupun sebagai negara yang berpikiran maju dan modern. Karena faktanya jumlah pemeluk Islam sudah cukup banyak di sana. Dari sekitar 260 ribu muslim, setidaknya 60 ribu di antaranya adalah orang Korea (data tahun 2018).
Netizen ini menyayangkan pemerintah Korea karena masih belum memasukkan Islam dalam sensus penduduk. Saat ini, Islam masih dimasukkan dalam kategori “lain-lain”. Sebuah tulisan yang mematahkan asumsi bahwa semua orang Korea terjangkit Islamofobia.
Penganut Islam Tidak Perlu Khawatir Saat Berkunjung ke Korea
Perlu hati-hati tentu untuk menyebut bahwa Korea adalah negara yang anti-Islam. Pada dasarnya jika kita mengunjungi negara tersebut tidak ada hal-hal yang menimbulkan perasaan tidak aman yang diberikan oleh masyarakat Korea. Tidak ada kesan terancam dan takut ketika turis (Muslim) mengunjungi Korea.
Dapat dirangkum bahwa Islamofobia tidak selalu terekam dalam keseharian. Beberapa bahkan tidak peduli dan menganggap itu tidak ada hubungan dengan dirinya. Mereka merasa sudah terlalu sibuk dengan kesibukan masing-masing. Sebagian yang lain bahkan cuek karena memang tidak percaya pada Tuhan. Seperti yang kita ketahui, Korea merupakan satu negara dengan jumlah ateis yang lebih dominan. Apapun agamanya, tidak menjadi menjadi masalah untuk mereka. Pada akhirnya, sikap terhadap Islam juga sama.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sikap orang Korea terhadap orang Islam sebenarnya baik-baik saja. Penolakan dan komentar pedas lebih mudah ditemui di media sosial atau media daring. Jika saat ini ketegangan sampai muncul di permukaan, sangat dimungkinkan itu karena hasil tumpukan salah paham tentang Islam yang tersebar di jagat maya.
Sumber: Korea Herald
Gambar: unsplash