SAYACINTANDONESIA — Akhir-akhir ini suasana jadi lebih dingin karena langit yang terus mendung serta menurunkan rintik-rintik air hujan. Tidak hanya membuat jemuran baju jadi susah kering, suasana hujan seperti ini sering juga menimbulkan perasaan sendu di dalam hati, betul bukan?

Di situasi-situasi yang sendu biasanya kita suka mengenang berbagai kenangan yang mengharukan ataupun menyedihkan, salah satu contohnya adalah bisa tiba-tiba teringat mantan satu paket dengan kenangannya. Perasaan mellow rasanya semakin cocok kalau ditemani dengan lagu-lagu yang sedih pula.

Tapi tunggu dulu, ternyata tanpa harus teringat mantan atau teringat memori-memori sendu lainnya kita pada dasarnya akan tetap suka untuk mendengarkan lagu-lagu sedih dengan iringan musik yang mellow, loh. Meskipun begitu, sebenarnya lagu sedih yang didengarkan ketika suasana hati sedang sendu itu justru membuat kita semakin sedih. Lalu kenapa, ya? Orang-orang tetap suka mendengarkan lagu sedih ketika mereka sedang merasakan hal yang sama?

Pengaruh Musik Seperti Termometer Suasana Hati

Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan, orang yang sedang mendengarkan musik memiliki kondisi dimana dalam otaknya tidak ada satu area khusus yang aktif melainkan ada begitu banyak bagian otak yang aktif secara bersamaan. Bagian-bagian yang aktif ketika mendengarkan musik itu merupakan bagian utama dari otak yang terhubung langsung kepada emosi. Mereka para ilmuwan beranggapan bahwa mungkin inilah alasan mengapa musik menambah begitu banyak pengayaan dalam hidup kita.

Lalu apa hubungannya dengan kita yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap lagu sedih? Padahal, emosi sedih merupakan salah satu emosi yang tidak ingin dirasakan atau seringkali dijauhi. Lantas mengapa kita malah mencarinya? Lalu perasaan tenang dan bahagia yang aneh sekaligus menyedihkan macam apa yang kita peroleh darinya? Inilah yang dinamakan “the sadness paradox” atau paradoks kesedihan. 

Apa Itu The Sadness Paradox?

Logikanya, ketika kita merasa sedih semestinya kita akan berpikir jika mendengarkan musik yang menyenangkan akan membuat kita merasa lebih baik. Akan tetapi, kenyataannya hal ini tidak selalu terjadi. Dalam satu studi terbukti bahwa pilihan musik bukanlah tentang suasana hati yang kita inginkan, melainkan tentang lagu yang mencerminkan suasana hati kita saat itu.

Jadi, tidak heran kalau kita justru lebih suka mendengarkan lagu-lagu yang mellow saat kondisi hati kita sedang tidak baik daripada dengerin lagu-lagu yang ceria. Selain membuat kita bercucuran air mata saat mendengarkannya, lagu-lagu sedih ini bisa mengantarkan kita kepada nostalgia. Fakta lain yang menarik adalah ternyata saat menangis, kita mengeluarkan hormon yang identik dengan ibu menyusui, yakni hormon prolaktin. Hormon inilah yang mengantarkan rasa tenang kepada kita. Maka tidak heran apabila semakin kita deras dalam mengucurkan air mata, kita akan semakin merasa tenang dan lega.

Sumber: portlandchamberorchestra.org

Gambar: Unsplash