SAYACINTAINDONESIA — Di siang hari, Cibadak tampak seperti bagian lain dari distrik Astanaanyar yang sibuk di Bandung, Jawa Barat. Berjajar dengan ruko-ruko tua di kedua sisi jalan, Chinatown kota ini memiliki semacam pesona “kota tua”. Bangunan-bangunan berlapis ubin menampung berbagai jenis toko; dari kembang api, mainan dan alat tulis hingga makanan ringan dan bunga buatan. 

Saat matahari terbenam, ketika toko-toko tutup, area ini menjadi surga jajanan kaki lima. Baik bagi orang Bandung maupun wisatawan, Cibadak adalah tempat yang bisa diandalkan untuk makan malam atau makan malam. Daerah ini merupakan tempat peleburan budaya, dengan pengaruh Tionghoa-Indonesia yang khas pada sebagian besar vendor. 

Di sepanjang trotoar terdapat kios-kios yang menjual hidangan seperti nasi campur (nasi dengan berbagai macam daging panggang), mie, soto (sup tradisional), dim sum, dan sate. Sebagian besar telah ada selama beberapa dekade, menempati tempat yang sama dan melayani generasi pelanggan.

Ditanya tentang perubahan yang terjadi di lingkungan ini selama beberapa dekade, penjual dan pengunjung sama-sama mengatakan bahwa Cibadak semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.

Meski sempat mengalami penurunan tingkat pengunjung, akan tetapi selama beberapa bulan terakhir, pengunjung sudah mulai kembali ke daerah tersebut, meskipun dengan lebih memperhatikan kebersihan pribadi mereka, membuatnya hampir semeriah sebelumnya. Dengan akar Cibadak yang kuat di komunitas dan koneksi dengan pengunjung, menjanjikan bahwa surga makanan jalanan akan tetap ada di tahun-tahun mendatang.

Gambar: Unsplash